Perkara Niat, usaha, dan Botol Air

Perkara Niat, Usaha, dan Botol air

Lagi-lagi nggak bisa tidur. Bingung mau ngapain. Ngelamun, otak gue flashback sendiri, bak mesin waktu dengan auto pilot. Otak, dan batin gue ribut besar, otak mikirin A, hati ngerasain B. Ujung-ujungnya otak dan hati. Dan pada akhirnya, mereka (re:otak dan hati) ketemu di satu titik. Gaktau kenapa ngerucut ke persoalan "Niat".

Apasih niat?. Nah loh bingung kan? Sama, gue juga bingung kalo ditanya begini. Tapi kalo di otak gue, niat itu janji orientasinya ke tujuan. Kurang lebih gitu. Misalnya nih, niat lo sekolah apa?. Pasti jawaban lo sama dengan kalo ditanya gini Tujuan lo sekolah buat apa?. Iya nggak?, iyaaa deh, pleeeeaase.

Gue ngerasa, hal-hal yang ngebuat berhasil, atau gagalnya seseorang, salah satunya dari niat. Niat itu gue analogikan ibarat wadah dan usaha itu gu ibaratin air. Dan air mau nggak mau bakal ngikutin wadahnya. Kalo wadahnya botol, ya air yang diisi bentuknya kayak botol, dan muatannya pun cuma sebotol. Kalo wadahnya drum, airnya bakal ngikutin bentuk drum, dan isi airnya bakal lebih banyak dari yang ada di botol tadi. Tapi yang terpenting disini bukan besar atau kecil wadahnya, karena mau wadahnya segede gaban juga kalo kebalik ya air yang dimasukin bakaln tumpah. Iya, tumpah.

Usaha yang dilakuin sekeras apapun, kalo niatnya salah bakalan sia-sia. Eh gak ding, masih ada yang bakal di dapet dari kesia-siaan, yang satu dapet capek (pasti!). Tapi bonusnya ya tulisan ini, jadi pengalaman, niat gue belum lurus, makanya gue gagal. Lalu, semoga untuk berikutnya kita semua punya niat yang lurus. 
Lanjut!

Melawan Negeri Sendiri


Sore itu, hiruk pikuk kemacetan lalu-lintas sangat menegaskan individualisme metropolitan. Bunyi klakson kendaraan menjadi pengiring sore menuju senja. Wajah-wajah lelah dengan hati yang dipenuhi ego khas manusia terlihat sepanjang jalan raya. Kesana-kemari aku membuang pandanganku, tak menentu. Isi otakku juga hanya "Rumah, cepat sampai rumah dan tidur". Tak jarang aku menggerutu dengan para pengendara yang mungkin punya pemikiran yang sama di sekelilingku.

Lamunanku diatas kuda besi tiba-tiba di pecahkan oleh seorang anak manusia. Seorang anak laki-laki yang mungkin berusia kurang dari 10 tahun berkulit coklat tua hasil bakaran sinar surya, dan ditambah bedak alami jalanan kota. Dia lalu-lalang diantara para pengendara  yang menunggu lampu hijau sembari menjajakan koran edisi hari itu. Beberapa orang hanya mengangkat tangannya mengisyaratkan kepada anak itu agar menjauh, beberapa lagi tak menghiraukannya dan menganggapnya nihil.

Aku hanya prihatin dengan negeri yang punya julukan Untaian Zambrud Khatulistiwa ini. Negeri yang pernah dijajah karena kekayaan alamnya, dan dimerdeka kan oleh persatuannya. Negeri yang nyaris tidak lagi mengamalkan dasar negaranya. Anak terlantar yang seharusnya dipelihara oleh negara, yang seharusnya merasakan atmosfer pendidikan lantas berkeliling menjajakan koran. Anak khatulistiwa yang malang.

Lalu, apa yang bisa kita lakukan?.

Kita generasi 90an mungkin sudah muak dijejali oleh keaadaan negeri yang seperti ini. Korupsi dari recehan sampai trilliunan,  pungutan liar dimana-mana, uang pelicin inilah, itulah. Semua itu jelas terpatri dalam benak kita. Lalu, berapa banyak anak terlantar yang kehilangan haknya?, Hak untuk dipelihara oleh negara.

Lewat tulisan ini, saya berharap semoga kelak generasi kita adalah generasi yang membawa indonesia ke arah yang lebih baik. Tidak untuk menyalahkan pihak manapun, melainkan untuk menanam kembali nilai-nilai luhur Bhinneka Tunggal Ika yang makin lama makin lebur dengan lembaran kertas dengan wajah pahlawan.

Semoga generasi ini adalah generasi yang mau berubah, mau bangkit setelah jatuh berpuluh tahun. Generasi yang mau peduli dengan nasib negeri Indonesia. Makin lama kita terpuruk, makin sulit kita untuk bangkit. Masalahnya, tidak lagi butuh senjata api untuk membunuh musuh negeri, tapi melawan pemikiran individualis dan korupsi bangsa sendiri, melawan diri sendiri. 
Lanjut!

Digital Artwork (Lagi)

Hai sobat blogger !

Udah lama bener ya gue nggak ngeposting di blog ini. Ceritanya, gue sekarang udah memasuki semester 7 di perkuliahan, dan masih sibuk di beberapa kegiatan organisasi. Karena itu gue harus lebih bisa bagi waktu. Hmmm, kok gue jadi sok sibuk ya. Lah, emang sedikit lebih sibuk dari semester sebelumnya. Mulai dari sibuk ini, itu, sana-sini, anu, dan intinya akhir-akhir ini gue mulai mager buka blog. Mungkin, gue perlu hal baru buat ngatasin rasa bosen gue.

Naaaah, buat ngatasin rasa bosen gue itu dengan mengalihkannya ke arah desain grafis. Ini 2 self digital arwork terbaru dari gue, hehe.

Vector Potrait






Iseng nyobain buat CV Kreatif


Daripada mager gak jelas, enakan bikin ginian :p.


Lanjut!