Lilin-pun membiarkan tubuhnya terbakar

Aku tak tahu harus mulai darimana. Tak jelas. Aku tak tahu apa yang ingin aku tulis. Aku pun tidak punya kata-kata untuk dirangkai. Lidahku kelu untuk mengucap. Anggota badanku kaku. Otakku seakan membatu. Hatiku seperti beku. Ruang disekitarku membisu. Semuanya seperti kabut tebal di hamparan sahara yang menutup mataku, gelap, sepi, dan membuat dahaga.

Dahaga akan sesuatu. Sesuatu, apapun itu. Apapun yang bisa membuatku bangkit. Sesuatu yang bisa memuaskan dahagaku. Rongga kepalaku berkecamuk. Entah apa yang aku pikirkan. Akupun tak mengerti apa yang aku tulis. Aku merasa seperti mimpi. Yang didalam mimpiku, aku seperti mimmpi lagi. dan terus seperti itu. Meski terus begitu, aku hanya melihat ruang hitam, dan tiba-tiba sebuah lilin menerangiku. Lilin yang membangunkanku dari kegelapan. Lilin yang menyadarkanku dari mimpi buruk. Ketika aku sadar dari mimpi - mimpi itu, aku terus berfikir yang aku impikan, dan memikirkan mimpi didalam mimpiku tadi.

Tapi dari mimpi-mimpi itu, dari dahagaku, aku mengerti sesuatu. Yah sesuatu tentang pengorbanan. Pengorbanan sebatang lilin yang berusaha menjadi pelita. Berusaha menembus kegelapan. Lilin yang membiarkan Api membakar sumbunya, dan mencairkan tubuhnya hanya untuk menjadi pelita. Menjadi pelita orang-orang didalam kegelapan. Walaupun kecil, setidaknya berkorban. Walaupun kecil, setidaknya berusaha menerangkan. Walaupun sebentar, setidaknya itu membantu.

Terkadang, sesuatu yang kita anggap kecil, bisa membantu seseorang. Sesuatu yang dianggap sepele, sangat berarti bagi seseorang. Sekecil apapun itu,Sekecil apapun pengorbanan kita, sekecil apapun niat kita untuk menjadi cahaya , yakinlah, itu akan menjadi pelita, yang berarti atau mungkin sangat berarti bagi orang lain.
 
Newer post
« Next Post
Older post
Previous Post »
Thanks for your comment